MALANG - Berjibaku di turnamen seusai meninggalnya pelatih Suharno, Arema Cronus gagal meneruskan dominasi tahun ini. Ini merupakan kegagalan pertama Arema melaju ke final setelah sebelumnya mengoleksi lima trofi turnamen. Joko Susilo, penerus tugas mendiang Suharno, tak mampu melanjutkan tren fantastis tersebut.
Joko sendiri mengakui sulit untuk melanjutkan dominasi walau memakai konsep yang mirip dengan saat dilatih Suharno. Sekilas memang tak ada perbedaan mendasar antara taktik Joko Susilo dibanding ketika masih di bawah arahan Suharno yang meninggal Agustus lalu.
Terlepas dari absennya 'Duo Ahmad', yakni Bustomi dan Nufiandani, gaya permainan dan komposisi pemain utama tak banyak mengalami perubahan. Walau begitu, nyatanya masih rumit bagi Singo Edan untuk meneruskan kejayaan di Piala Presiden 2015.
"Tidak semudah yang dibayangkan memang. Banyak aspek yang membuat Arema sulit melanjutkan tradisi ke final dan menjadi juara. Lawan juga kekuatannya berkembang, padahal kami sudah melakukan upaya terbaik seperti turnamen-turnamen sebelumnya," urai Joko Susilo.
Walau kecewa tak mampu menghapus mitos selalu dikalahkan Sriwijaya FC di Solo, pelatih asal Cepu, Jawa Tengah, ini tak ingin menyalahkan siapa-siapa. Joko bisa memaklumi bahwa sebuah tim tidak mungkin seterusnya mendominasi atau berada di atas.
"Kami melewati fase yang normal dalam sepak bola, ada kalanya stabil dan bagus, tapi juga ada saat kurang menguntungkan. Dengan begini kami sadar untuk terus berusaha lebih keras agar bisa mendapatkan hasil lebih baik di kesempatan berikutnya," demikian Joko.
Arema sendiri masih memiliki satu pekerjaan rumah akhir pekan ini, yakni menghadapi Mitra Kukar di perebutan peringkat ketiga. Cristian Gonzales dkk langsung melakukan persiapan intensif setelah mendapat libur sehari sekembalinya dari Solo pada Senin 12 Oktober 2015.
Secara pribadi, Joko sendiri tak ingin gagal kedua kalinya usai dikalahkan Sriwijaya FC 2-1 di Stadion Manahan. Pemain pun berhasrat memberikan respons positif dengan mengalahkan Naga Mekes. "Piala Presiden ini terasa lebih berat," kata Samsul Arif,striker Arema.
"Lawan sepertinya sudah sangat paham dengan kekuatan Arema. Bisa dilihat sendiri bagaimana kami bermain ofensif di tiap pertandingan, tapi tak selalu memetik kemenangan. Sekarang kami harus benar-benar fokus untuk merebut peringkat tiga," sebut dia.
Posting Komentar