WISATA sejarah ke Monumen Pancasila Sakti sangatlah menarik. Salah satunya kita bisa mengintip sumur maut.
Sumur maut merupakan saksi bisu kekejaman gerakan G30S/PKI pada tahun 1965. Tujuh dari 10 pahlawan revolusi yang terdiri dari, Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal Haryono, Letnan Jenderal Siswondo Parman, Mayor Jenderal Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean dibunuh dan dimasukkan ke sumur maut.
Sementara tiga pahlawan revolusi lainnya, yaitu AIP Karel Satsuit Tubun, Brigadir Jenderal Katamso, dan Kolonel Sugiono meninggal dunia di tempat yang berbeda-beda akibat kekejaman PKI.
Untuk melihat secara langsung sumur maut, kita cukup membayar Rp2.500 ketika memasuki komplek Monumen Pancasila Sakti. Jika membawa sepeda motor dikenakan tiket Rp1.000, sedangkan mobil Rp3 ribu.
Kita bisa langsung mengikuti papan petunjuk bertuliskan sumur maut yang mengarah ke sebuah lapangan. Lalu, kita akan menaiki anak tangga di sisi kiri lapangan untuk masuk tempat sumur maut.
Sumur maut berada di sebuah pendopo beratap hitam.
Di sekelilingnya terdapat pembatas berupa rantai agar pengunjung tidak terlalu dekat dengan sumur maut.
Sekitar sumur maut terbilang sangat bersih dari sampah. Selain itu, di sekliling sumur maut juga telah dilapisi keramik.
Terdapat sebuah tulisan di batu nisan yang menggetarkan. Di nisan tersebut tertulis Tjita2 Perdjuangan Kami untuk Menegakkan Kemurnian Pancasila Tidak Mungkin Dipatahkan Hanja dengan Mengubur Kami dalam Sumur Ini.
Sementara itu, di belakang sumur maut ini pengunjung bisa melihat Monumen Patung Pahlawan Revolusi.
Sumur maut merupakan saksi bisu kekejaman gerakan G30S/PKI pada tahun 1965. Tujuh dari 10 pahlawan revolusi yang terdiri dari, Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal Haryono, Letnan Jenderal Siswondo Parman, Mayor Jenderal Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean dibunuh dan dimasukkan ke sumur maut.
Sementara tiga pahlawan revolusi lainnya, yaitu AIP Karel Satsuit Tubun, Brigadir Jenderal Katamso, dan Kolonel Sugiono meninggal dunia di tempat yang berbeda-beda akibat kekejaman PKI.
Untuk melihat secara langsung sumur maut, kita cukup membayar Rp2.500 ketika memasuki komplek Monumen Pancasila Sakti. Jika membawa sepeda motor dikenakan tiket Rp1.000, sedangkan mobil Rp3 ribu.
Kita bisa langsung mengikuti papan petunjuk bertuliskan sumur maut yang mengarah ke sebuah lapangan. Lalu, kita akan menaiki anak tangga di sisi kiri lapangan untuk masuk tempat sumur maut.
Sumur maut berada di sebuah pendopo beratap hitam.
Di sekelilingnya terdapat pembatas berupa rantai agar pengunjung tidak terlalu dekat dengan sumur maut.
Sekitar sumur maut terbilang sangat bersih dari sampah. Selain itu, di sekliling sumur maut juga telah dilapisi keramik.
Terdapat sebuah tulisan di batu nisan yang menggetarkan. Di nisan tersebut tertulis Tjita2 Perdjuangan Kami untuk Menegakkan Kemurnian Pancasila Tidak Mungkin Dipatahkan Hanja dengan Mengubur Kami dalam Sumur Ini.
Sementara itu, di belakang sumur maut ini pengunjung bisa melihat Monumen Patung Pahlawan Revolusi.
Posting Komentar