DENPASAR - Produksi padi di Bali berdasarkan angka ramalan (Aram) 2015 diperkirakan meningkat 0,39 persen dari tahun sebelumnya. Namun, luas panen menurun 1.419 hektare atau 0,99 persen.
"Turunnya luas panen tersebut terjadi secara merata di delapan kabupaten dan satu kota di Bali," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu (2/8/2015).
Dia mengatakan, beberapa faktor penyebab turunnya luas panen antara lain dampak musim kemarau panjang yang terjadi hampir semua daerah sekaligus berpengaruh terhadap mundurnya musim tanam.
Menurutnya, mundurnya musim tanam antara lain terjadi di Kabupaten Buleleng, Klungkung dan Gianyar sebagai akibat adanya perbaikan saluran irigasi pada akhir 2014.
Selain itu, adanya pengalihan tanaman komoditas karena salah kekurangan pasokan air irigasi, sehingga banyak petani mengalihkan dari menanam padi menjadi menanam ubi kayu di Kabupaten Badung. Sedangkan di Kabupaten Bangli terjadi penerapan pola tanam sebanyak lima kali dalam dua tahun, ujar Panasunan Siregar.
Produksi padi di Bali berdasarkan angka ramalan (Aram) 2015 diperkirakan 861.321 ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebesar 3.377 ton atau 0,39 persen dibanding produksi tahun 2014.
Kenaikan produksi tersebut berkat meningkatnya produktivitas persatuan hektare sebesar 0,85 kuintal per hektare (1,41 persen), meskipun luas panen menurun 1.419 hektare (0,99 persen.
Produksi padi selama tahun 2014 tercatat 857.944 ton GKG, menurun 24.148 ton atau 2,74 persen dibanding tahun 2013. Sedangkan tahun 2015 diperkirakan akan mengalami peningkatkan produksi yang akan terjadi pada subround II pada bulan Mei-Agustus sebesar 34.932 ton GKG atau 13,53 persen.
Peningkatan produksi padi juga akan terjadi pada subround III (September- Desember) sebesar 28.141 ton GKG atau 9,30 persen. Sementara pada subround I (Januari-April mengalami penurunan sebesar 59.696 ton GKG atau 20,09 persen.
Posting Komentar