SALAH satu dampak seks bebas di kalangan remaja adalah terjadinya kehamilan di luar nikah. Artinya, remaja menanggung kelahiran anak yang tidak direncanakan sebelumnya.
Kasus ini bukan hanya menjadi persoalan pelaku tetapi juga membuat negara harus menanggung risikonya.
Hal itu karena, negara harus menanggung kemakmuran setiap penduduknya. Jika angka kelahiran terus meningkat, sementara negara memiliki keterbatasan dalam mensejahterakan warganya, tentu ini akan menjadi beban.
Melalui program keluarga berencana, 'dua anak cukup', pemerintah mengimbau pasangan usia subur untuk mengikuti program ini dengan memasang alat kontrasepsi.
Namun sayang, perilaku menyimpang remaja membuat pemerintah kewalahan menjangkau sasaran tepat untuk mensosialisasikan program ini guna menekan populasi penduduk.
"Kelahiran bayi di luar pernikahan banyak terjadi di wilayah terpencil bukan di kota besar. Mungkin karena remaja kota lebih tahu bagaimana cara mengatasinya. Selain itu alat kontrasepsi mudah didapat di kota besar ketimbang di daerah," ujar Dr. Sudibyo Alimoeso MA selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN kepada Okezone disela acara Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) XXII, di Tangerang Selatan.
Ia menambahkan, rendahnya tingkat pendidikan dan perhatian keluarga khususnya orangtua, menjadi penyebab kehamilan remaja di daerah tinggi."Kalau ramaja di kota dan para orangtua sebagian besar sudah tahu tentang pentingnya edukasi seks. Namun, tidak demikian dengan di desa, pemahaman orangtua minim, begitupun remajanya."
Posting Komentar