DUBAI – Sebuah program televisi satir baru menjadi
'hit' di negara-negara Arab berkat olok-olokannya mengenai sejumlah isu
paling serius di Timur Tengah. Program tv itu menayangkan mulai dari
perselisihan antara Sunni dan Syiah dan kebrutalan kelompok ekstrem
militan ISIS.
Acara televisi ini, yang berjudul "Selfie," tak pelak lagi mengundang kontroversi. Simpatisan ISIS melalui media sosial mengirimkan ancaman akan membunuh bintang serial tersebut dan penulis naskah utama.
Seorang ulama ternama Saudi mengecam serial tersebut karena dianggap menghina institusi keagamaan ultrakonservatif negara ini. Kontroversi ini menghangat di tengah bulan Ramadan, yang merupakan musim dengan penonton televisi terbanyak di Timur Tengah.
Naser al Qasabi, pemeran utama serial ini, dan penulis naskah Khalaf al Harbi mengatakan kepada Associated Press dalam wawancara pertama dengan media asing bahwa mereka tidak terkejut dengan kontroversi yang muncul, tapi mereka tidak menyangka serial ini bisa begitu populer.
"Selfie" merupakan salah satu program terpopuler saat ini bagi MBC, jaringan televisi swasta Saudi yang menayangkannya, dan menjadi topik hangat bagi media di negara-negara Teluk.
Al Qasabi mengatakan, humor gelap serial ini menunjukkan betapa tragis situasi di Timur Tengah.
"Yang akan datang lebih gelap lagi. Mungkin saya sedikit pesimis, dan saya harap saya salah, tapi sepertinya tidak,” katanya, seperti diberitakan VOAIndonesia, Jumat (10/7/2015).
Dalam salah satu episode, al-Qasabit memainkan seorang "khalifah" yang membentuk kelompok ala milisi ISIS, tapi kelompoknya penuh dengan orang-orang konyol dan munafik. "Mufti" atau pemimpin ulamanya tidak pernah tamat sekolah.
Bendera kelompok ini juga hitam dan putih, seperti bendera ISIS, tapi dengan hitam dan putihnya dibalik. Ketika salah seorang anggota kelompok menggembar-gemborkan rencana untuk melakukan pemenggalan massal, sang "Khalifah" mengeluh bahwa ia menginginkan cara baru untuk melaksanakan eksekusi.
"Penggal, penggal, penggal. Itu saja idemu?" keluhnya, sebelum mengusulkan para tahanan dimasukkan ke lemari pembeku.
Humornya pahit, mengejek ISIS yang menggunakan cara-cara yang semakin brutal untuk mengeksekusi para tahanannya.
Acara televisi ini, yang berjudul "Selfie," tak pelak lagi mengundang kontroversi. Simpatisan ISIS melalui media sosial mengirimkan ancaman akan membunuh bintang serial tersebut dan penulis naskah utama.
Seorang ulama ternama Saudi mengecam serial tersebut karena dianggap menghina institusi keagamaan ultrakonservatif negara ini. Kontroversi ini menghangat di tengah bulan Ramadan, yang merupakan musim dengan penonton televisi terbanyak di Timur Tengah.
Naser al Qasabi, pemeran utama serial ini, dan penulis naskah Khalaf al Harbi mengatakan kepada Associated Press dalam wawancara pertama dengan media asing bahwa mereka tidak terkejut dengan kontroversi yang muncul, tapi mereka tidak menyangka serial ini bisa begitu populer.
"Selfie" merupakan salah satu program terpopuler saat ini bagi MBC, jaringan televisi swasta Saudi yang menayangkannya, dan menjadi topik hangat bagi media di negara-negara Teluk.
Al Qasabi mengatakan, humor gelap serial ini menunjukkan betapa tragis situasi di Timur Tengah.
"Yang akan datang lebih gelap lagi. Mungkin saya sedikit pesimis, dan saya harap saya salah, tapi sepertinya tidak,” katanya, seperti diberitakan VOAIndonesia, Jumat (10/7/2015).
Dalam salah satu episode, al-Qasabit memainkan seorang "khalifah" yang membentuk kelompok ala milisi ISIS, tapi kelompoknya penuh dengan orang-orang konyol dan munafik. "Mufti" atau pemimpin ulamanya tidak pernah tamat sekolah.
Bendera kelompok ini juga hitam dan putih, seperti bendera ISIS, tapi dengan hitam dan putihnya dibalik. Ketika salah seorang anggota kelompok menggembar-gemborkan rencana untuk melakukan pemenggalan massal, sang "Khalifah" mengeluh bahwa ia menginginkan cara baru untuk melaksanakan eksekusi.
"Penggal, penggal, penggal. Itu saja idemu?" keluhnya, sebelum mengusulkan para tahanan dimasukkan ke lemari pembeku.
Humornya pahit, mengejek ISIS yang menggunakan cara-cara yang semakin brutal untuk mengeksekusi para tahanannya.
Posting Komentar