WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat
(AS) Barack Obama mengumumkan hari Jumat 24 Juli 2015 bahwa mereka
berencana memperluas pelatihan pasukan keamanan Ukraina dalam perlawanan
mereka terhadap separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.
Untuk itu, AS sudah melatih satuan-satuan pengawal nasional Ukraina dan mulai musim gugur nanti, mereka akan memperluas misi itu untuk mencakup “pelatihan satuan kecil” pasukan reguler Ukraina. Pelatihan itu akan diadakan di Ukraina barat dekat perbatasan dengan Polandia.
Sebagaimana dilansir VoA, Minggu (26/7/2015), Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Mark Toner, mengatakan, fokus AS saat ini adalah meneruskan bantuan non-senjata bagi Ukraina dan tidak ada rencana untuk menyediakan senjata.
Juga hari Jumat, Gedung Putih mengatakan Wakil Presiden Joe Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko melalui telefon.
Biden mengatakan, ia menyambut baik reformasi anti-korupsi baru-baru ini yang disetujui oleh parlemen dan rencana Poroshenko untuk menciptakan zona bebas militer 30-kilometer yang akan dipantau oleh Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE).
Kedua pemimpin mengatakan pemberontak pro-Rusia telah gagal melaksanakan sepenuhnya gencatan senjata bulan Februari dan persetujuan untuk menarik senjata berat dari garis pemisah di timur.
Untuk itu, AS sudah melatih satuan-satuan pengawal nasional Ukraina dan mulai musim gugur nanti, mereka akan memperluas misi itu untuk mencakup “pelatihan satuan kecil” pasukan reguler Ukraina. Pelatihan itu akan diadakan di Ukraina barat dekat perbatasan dengan Polandia.
Sebagaimana dilansir VoA, Minggu (26/7/2015), Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Mark Toner, mengatakan, fokus AS saat ini adalah meneruskan bantuan non-senjata bagi Ukraina dan tidak ada rencana untuk menyediakan senjata.
Juga hari Jumat, Gedung Putih mengatakan Wakil Presiden Joe Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko melalui telefon.
Biden mengatakan, ia menyambut baik reformasi anti-korupsi baru-baru ini yang disetujui oleh parlemen dan rencana Poroshenko untuk menciptakan zona bebas militer 30-kilometer yang akan dipantau oleh Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE).
Kedua pemimpin mengatakan pemberontak pro-Rusia telah gagal melaksanakan sepenuhnya gencatan senjata bulan Februari dan persetujuan untuk menarik senjata berat dari garis pemisah di timur.
Posting Komentar