BANDA ACEH – Tak terasa sudah satu bulan
Martunis menuntut ilmu sepakbola di Akademi Sporting Lisbon, Portugal.
Selama itu pula, dia mengaku banyak merasakan suka duka hidup di
perantauan. Tapi, kini dia fokus latihan.
Ketika dihubungi kerabatnya dari Banda Aceh, anak angkat Cristiano Ronaldo
itu mengaku dalam latihan masih terkendala bahasa.
Sehingga kinerja di
lapangan terhambat. “Bahkan, saya sering tak dapat bola. Mau bicara
Bahasa Inggris mereka tidak biasa,” katanya, Rabu (29/7).
Di sisi lain, dia mengaku mulai ramah dengan kehidupan Portugal.
Katanya, hal itu terbantu dengan beberapa pemain muslim dari Afrika yang
menjadi pemain di Sporting Lisbon, khususnya pemain U-23.
“Bahkan, Jumat kemarin, saya bersama tiga teman dari Afrika shalat
Jumat di Mesquita Central de Lisboa.
Masjidnya penuh terisi dengan
jamaah turunan Arab, Afrika, dan sebagian kecil dari Eropa,” papar
Martunis.
Menurutnya, dia mendapat banyak pelajaran dan bimbingan dari pemain
Sporting CP asal Ghana, Cisse Aslami. “Dia teman akrab saya yang sering
membantu dan mendukung saya dalam latihan, termasuk memberi tahu
tentang karakter keras selama latihan,” sebut dia.
Pemain kelahiran Tibang, 2 Mei 1997 ini mengaku senang bisa kembali
menjalankan ibadah shalat Jumat. “Selama di Portugal, ini shalat Jumat
pertama saya.
Senang sekali mendapat pengalaman yang berbeda dengan di
kampung,” katanya.
Meski sudah mulai ramah dengan suasana Lisbon, dia mengaku harus
kerja keras agar kendala bahasa bisa segera diatasi, karena pemain
Portugal di akademi tidak berbicara Bahasa Inggris. “Mereka hanya bisa
bahasa Portugal,” ungkap Martunis.
Dijelaskan, untuk mengatasi masalah bahasa tersebut, pihak
manajemen klub Sporting Lisbon saat ini sudah mempersiapkan guru bahasa
khusus untuk Martunis belajar Bahasa Portugal yang didatangkan dari
Kanada.
Selain berlatih dan mengikuti les privat bahasa Portugal, dia juga
giat fitnes agar postur tubuhnya bisa mengimbangi para pemain Eropa,
khususnya pemain yang satu tim dengannya.
Posting Komentar