KARO – Aktivitas Gunung Api Sinabung hingga saat ini masih terus meningkat. Hingga petang kemarin, Sinabung masih memuntahkan awan panas dan tercatat ada 10 kali terjadi muntahan awan panas guguran dengan jarak luncur 1,5 – 3,2 kilometer.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung Armen Putra mengatakan, Kamis kemarin, berdasarkan data di Pos Pengamatan PPGA Sinabung di Kecamatan Simpang Empat Tanah Karo aktivitas Sinabung masih tinggi dan fluktuatif.

“Hingga pukul 18.00 WIB (kemarin), telah terjadi 10 kali awan panas guguran. Untuk ketinggian kolom debu erupsi mencapai 2 kilometer membumbung ke atas langit dan bergerak perlahan seiring arah angin ke tenggara – timur,” papar Armen Putra.

Luncuran yang tidak stabil dari erupsi Gunung Sinabung membuatnya sangat unik.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kapusdatin Humas BNPB dalam keterangan tertulisnya, aktivitas erupsi yang naik turun menyebabkan pengungsi harus bolak-balik dari rumahnya ke pengungsian. Sampai kapan erupsi akan berakhir tidak ada yang tahu.

Rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana juga harus segera dilakukan namun terkendala regulasi yang menyangkut pendanaan bencana. Ini merupakan salah satu kendala penanganan erupsi Gunung Sinabung.

Ada tiga hal yang harus ditangani di Sinabung. Pertama adalah pemenuhan kebutuhan dasar bagi 10.184 jiwa (3.030 KK) pengungsi dari 11 desa yang tersebar di 10 pos pengungsian. Saat ini semua kebutuhan dasar secara umum tercukupi.

Kedua, relokasi bagi 2.053 KK (6.179 jiwa) dari 7 desa yang dinyatakan dilarang untuk kembali ke desa asalnya. Mereka saat ini tinggal di hunian sementara.

Pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang memberikan bantuan sewa rumah Rp3,6 juta/KK/tahun dan sewa lahan pertanian Rp2 juta/KK/tahun. Relokasi tahap pertama adalah 370 KK dari Desa Sukameriah, Simacem, dan Bekerah. Kebutuhan anggaran untuk relokasi 370 KK adalah Rp141,3 miliar. Ini untuk pembangunan permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya, dan lintas sektor.

Sedangkan untuk relokasi tahap kedua yaitu 1.683 KK dibutuhkan dana Rp522 miliar. Kebutuhan ini di luar dari pembangunan sabo dam untuk menahan lahar hujan di sekitar Gunung Sinabung. Masalah ketersediaan lahan untuk relokasi adalah masalah penting karena kenyataannya tidak mudah mencari lahan kosong.

Hal yang ketiga adalah penanganan dampak erupsi Gunung Sinabung yang nonrelokasi. Saat ini banyak warga desa di sekitar Gunung Sinabung yang tidak dapat melakukan budidaya pertanian dan perkebunan karena lahannya rusak akibat pasir dan debu erupsi. Beberapa fasum dan fasos juga rusak. Perlu penanganan yang komprehensif baik di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan sumbangan kemanusiaan sebesar Rp6 miliar untuk korban erupsi Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bantuan ini diserahkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana.
Kepala BNPB Syamsul Maarif berharap bantuan Presiden Jokowi itu selanjutnya digunakan memenuhi kebutuhan dasar pengungsi di Kabanjahe, Karo. “Pemerintah tidak tinggal diam dengan kondisi masyarakat di sekitar Sinabung. Kita tidak tahu sampai kapan erupsi Gunung Sinabung berakhir. Tapi pemerintah akan terus membantu,” kata Syamsul. (Okezone.com)

Posting Komentar

 
Top