GUERRERO – Ritual unik untuk mendatangkan hujan
digelar warga di wilayah Nahua, Negara Bagian Guerrero, Meksiko.
Uniknya, perempuan Nahua terbiasa bergulat hingga berdarah-darah untuk melakukan ritual tersebut.
Ritual duel di Nahua itu harus berakhir hingga peserta berdarah-darah. Nantinya, darah peserta akan dikumpulkan dalam ember dan dipakai untuk menyirami perkebunan.
Darah tersebut dipercaya dapat menyuburkan buah dan sayuran serta membawa hujan lebat turun. Ritual ini biasanya selalu diselenggarakan setiap bulan Mei.
Ritual dimulai dengan membawa berbagai macam makanan ke arena duel itu. Ketika semua orang telah datang, para perempuan mulai mencari lawan yang seimbang untuk ditantang. Biasanya, perempuan yang lebih tua menantang yang lebih muda untuk masuk arena pertempuran.
Para perempuan yang menjadi peserta duel itu tak peduli dengan kemenangan. Mereka diketahui hanya memerdulikan darah yang harus dikumpulkan.
“Ritual ini berasal dari masa panen jagung zaman dulu,” ujar Profesor David Delgado dari Chapingo University yang telah belajar 12 tahun tentang tradisi perayaan panen, seperti dilansir Huffington Post, Selasa (30/6/2015).
“Orang-orang di sini membentuk tiga kelompok masyarakat, dan jika salah satu dari mereka mengusik ladang kelompok lain, mereka akan berkelahi. Karena itu, mereka percaya jika Dewa Tlaloc (Suku Aztec) mengambil hujan darinya,” lanjutnya.
“Dua dari kelompok itu akhirnya membuat kontes siapa yang bisa mengambil hujan kembali dari Dewa Tlaloc. Begitulah sejarahnya ritual ini tercipta,” tambah Profesor David Delgado.
Uniknya, perempuan Nahua terbiasa bergulat hingga berdarah-darah untuk melakukan ritual tersebut.
Ritual duel di Nahua itu harus berakhir hingga peserta berdarah-darah. Nantinya, darah peserta akan dikumpulkan dalam ember dan dipakai untuk menyirami perkebunan.
Darah tersebut dipercaya dapat menyuburkan buah dan sayuran serta membawa hujan lebat turun. Ritual ini biasanya selalu diselenggarakan setiap bulan Mei.
Ritual dimulai dengan membawa berbagai macam makanan ke arena duel itu. Ketika semua orang telah datang, para perempuan mulai mencari lawan yang seimbang untuk ditantang. Biasanya, perempuan yang lebih tua menantang yang lebih muda untuk masuk arena pertempuran.
Para perempuan yang menjadi peserta duel itu tak peduli dengan kemenangan. Mereka diketahui hanya memerdulikan darah yang harus dikumpulkan.
“Ritual ini berasal dari masa panen jagung zaman dulu,” ujar Profesor David Delgado dari Chapingo University yang telah belajar 12 tahun tentang tradisi perayaan panen, seperti dilansir Huffington Post, Selasa (30/6/2015).
“Orang-orang di sini membentuk tiga kelompok masyarakat, dan jika salah satu dari mereka mengusik ladang kelompok lain, mereka akan berkelahi. Karena itu, mereka percaya jika Dewa Tlaloc (Suku Aztec) mengambil hujan darinya,” lanjutnya.
“Dua dari kelompok itu akhirnya membuat kontes siapa yang bisa mengambil hujan kembali dari Dewa Tlaloc. Begitulah sejarahnya ritual ini tercipta,” tambah Profesor David Delgado.
Posting Komentar