Mengapa Waktu Maghrib Kita Dilarang Keluar Rumah?
 
Nyolong News -Sewaktu Aku kecil, ada satu peringatan dari orangtua yang selalu teringat bahkan hingga hari ini. Kalimat yang sering ditiupkan kealam bawah sadarku hingga menjadi sebuah kebiasaan yang selalu kulakukan. Kuyakin diantara Kalian pernah juga dilarang oleh para orangtua untuk tidak keluar rumah pada waktu maghrib. Namun alasan yang mereka sampaikan sungguh berbau mistis seperti, “ jangan keluar kalau maghrib nanti dibawa wewe gombel”, atau “awas looh…nanti kamu diculik genderuwo kalau keluar maghrib-maghrib”.

Beranjak dewasa, kalimat-kalimat tersebut menjadi mitos yang kupertanyakan kebenarannya, apa sebenarnya yang terjai di waktu maghrib sampai para orangtua memberikan larangan tersebut pada anak-anaknya?. Apakah benar hantu, wewe gombel, genderuwo dan segala jenis setan-setanan eksis dan benar adanya hingga menjadi senjata andalan untuk menakuti-nakuti anak kecil supaya patuh tanpa reserve atas perintah ayah ibu-nya?.

Berdasarkan kajian dari sudut pandang agama, ternyata Rosululloh Muhammad SAW melarang keluar pada waktu maghrib berdasarkan hadits berikut :

“Dari Jabir RA, Rosululloh SAW bersabda,’Ketika malam turun, dekatkanlah anak-anak kalian kepadamu, karena waktu itu syaithan berkeliaran, sejam kemudian Kalian dapat melepaskan mereka. Dan tutuplah pintu-pintu rumahmu dan sebutlah nama Allah. Padamkanlah lampu dan sebutlah nama Allah. Tutuplah minumanmu dan sebutlah nama Allah. Tutuplah juga bejanamu dan sebutlah nama Allah, sekalipun hanya dengan meletakkan sesuatu di atasnya’”. (HR.Bukhari).

Jelas sudah dari hadits tersebut bahwa antara waktu maghrib dan isya ( perhatikan kata sejam kemudian) Kita dianjurkan untuk tidak keluar rumah untuk kebaikan diri kita sendiri. Selain itu hadits tersebut juga mengajarkan untuk menutup pintu, minuman dan setiap wadah yang ada dengan mengucap basmalah, sebagai upaya menghindarkan diri dan keluarga dari gangguan setan. Sementara memadamkan lampu dengan menyebut nama Allah adalah sebuah pelajaran untuk mendapatkan tidur yang berkualitas selepas waktu isya. Karena dengan memadamkan lampu tubuh akan mudah relaks dan tidur lebih cepat.

Kembali pada masalah tidak boleh keluar di waktu mahgrib selayaknya tidak hanya berlaku untuk anak-anak namun juga bagi kita yang sudah dewasa. Bagaimanapun menghentikan sejenak aktivitas diluar rumah bagi mereka yang bekerja diluar dan mampir ke masjid untuk sholat maghrib adalah upaya menghindarkan diri tidak cuma dari gangguan setan secara psikis tapi juga secara pisik mencegah diri dari kecelakaan karena gelombang warna merah akan sangat berbahaya jika bertumbukan dengan cahaya yang menyilaukan mata baik dari sinar lampu jalanan atau sorot lampu kendaraan yang menyebabkan banyak terjadi kecelakaan di waktu maghrib.

Sementara bagi bayi, balita dan anak-anak kita pelarangan keluar rumah memberi pelajaran dan membiasakan anak menjalani pola hidup sehat. Alih-alih membiarkan anak keluar rumah atau justru orangtua mengajak anak jjm (jalan-jalan waktu maghrib) bukankah lebih baik jika anak diajak sholat berjamaah, belajar bersama dan mendongeng. Terlebih bagi para bayi yang masih peka dan dalam masa keemasan memori dan mengimitasi banyak hal. Kebiasaan mengajak para bayi sholat, belajar, membacakan doa harian dan mendongengi akan menjadi sebuah proses pembelajaran yang tersimpan sebagai file dialam bawah sadar yang kelak akan membantu mereka untuk mempelajari sesuatu yang lebih rumit seiring pertambahan usia mereka.

Jika Kita sebagai orang tua, ibu yang mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anak dengan penuh cinta membiasakan diri untuk menahan hasrat keluar rumah di waktu maghrib, kelak sang buah hati pun akan terpola dengan pembiasaan yang telah dilakukan sejak dini. Tidak perlu menakuti-nakuti anak dengan segala cerita mistis sehingga anak jadi takut dengan setan dan kroninya. Akan lebih bijak dan masuk akal jika kita mengajarkan anak dengan kepatuhan kepada Allah, menjadikan Sang Khalik sebagai satu-satunya yang harus ditakuti dengan menjadikan maghrib sebagai waktu yang tepat untuk belajar banyak hal bersama, dirumah, bersama ayah bunda tercinta dengan sulur-sulur kasih dan cinta yang akan menyelisip kedalam sinap sang buah hati agar kelak menjadikan mereka sebagai qurrata a’yyun (penyejuk mata) dalam keluarga.
(http://zindriasihlinati.blogspot.com)

Posting Komentar

 
Top