CALIFORNIA - Fenomena leap second atau
sinkronisasi jam atom akan dimulai pada 30 Juni 2015. Pada tanggal
tersebut, jam dunia akan bertambah satu detik, sehingga membuat waktu
dalam satu hari menjadi 24 jam lebih satu detik.
Dilansir Gizmag, Jumat (19/6/2015), meskipun standar dalam satu tahun ialah 365 hari, namun Bumi sebenarnya menempuh perjalanan mengelilingi Matahari selama 365,25 hari. Ini menandakan, seiring berjalannya waktu, kalendar perlu untuk menyinkronisasikan perputaran Bumi terhadap Matahari.
Ilmuwan yang meneliti Bumi mengungkapkan, seiring berjalannya waktu ada pergerakan pada kerak Bumi. Benua bergerak, es tumbuh dan menyusut, serta permukaan air laut yang dapat berubah. Menurut badan antariksa asal Amerika Serikat, NASA, pada hari itu semua memanjang dengan rata-rata 2,5 mili detik sejak 1820.
Beberapa industri kabarnya terkena dampak dari fenomena leap second tersebut. Sebab, perusahaan-perusahaan memerlukan waktu presisi dalam operasional mereka, seperti perusahaan internet, ponsel mobile, satelit, navigasi, operasi kapal selam dan lain-lain.
Fenomena leap second berasal dari International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) di Paris, Prancis, yang menggunakan 200 jam atom di 50 laboratorium nasional. Sejumlah jam atom tersebut digunakan untuk menjaga akurasi waktu radio dan internet di seluruh dunia sehingga semua tetap terkontrol selama setahun.
Ilmuwan harus mendapatkan akurasi ekstrem dari jam atom dan mencocokannya dengan rotasi yang bervariasi dari Bumi. Sejak 1972, ilmuwan menemukan bahwa waktu tidak sinkron selama 10 detik.
Untuk itu, jam atom digunakan untuk mengawasi rotasi Bumi. Ketika pengukuran astronomi mengindikasikan bahwa jam mereka dan Bumi mengalami perbedaan, ilmuwan perlu mengoreksi dengan menghitung dan menerapkan secara periodik. Mereka membuat apa yang kini disebut dengan Coordinated Universal Time (UTC).
(Okezone.com)
Dilansir Gizmag, Jumat (19/6/2015), meskipun standar dalam satu tahun ialah 365 hari, namun Bumi sebenarnya menempuh perjalanan mengelilingi Matahari selama 365,25 hari. Ini menandakan, seiring berjalannya waktu, kalendar perlu untuk menyinkronisasikan perputaran Bumi terhadap Matahari.
Ilmuwan yang meneliti Bumi mengungkapkan, seiring berjalannya waktu ada pergerakan pada kerak Bumi. Benua bergerak, es tumbuh dan menyusut, serta permukaan air laut yang dapat berubah. Menurut badan antariksa asal Amerika Serikat, NASA, pada hari itu semua memanjang dengan rata-rata 2,5 mili detik sejak 1820.
Beberapa industri kabarnya terkena dampak dari fenomena leap second tersebut. Sebab, perusahaan-perusahaan memerlukan waktu presisi dalam operasional mereka, seperti perusahaan internet, ponsel mobile, satelit, navigasi, operasi kapal selam dan lain-lain.
Fenomena leap second berasal dari International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) di Paris, Prancis, yang menggunakan 200 jam atom di 50 laboratorium nasional. Sejumlah jam atom tersebut digunakan untuk menjaga akurasi waktu radio dan internet di seluruh dunia sehingga semua tetap terkontrol selama setahun.
Ilmuwan harus mendapatkan akurasi ekstrem dari jam atom dan mencocokannya dengan rotasi yang bervariasi dari Bumi. Sejak 1972, ilmuwan menemukan bahwa waktu tidak sinkron selama 10 detik.
Untuk itu, jam atom digunakan untuk mengawasi rotasi Bumi. Ketika pengukuran astronomi mengindikasikan bahwa jam mereka dan Bumi mengalami perbedaan, ilmuwan perlu mengoreksi dengan menghitung dan menerapkan secara periodik. Mereka membuat apa yang kini disebut dengan Coordinated Universal Time (UTC).
(Okezone.com)
Posting Komentar