PURWAKARTA - Target investasi Kawasan ekonomi khusus (KEK) Bantam Bintan Karimun (BBK) tidak tercapai karena tidak adanya insentif fiskal.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan berharap, pemerintah mau memberikan insentif fikal. Gita mengatakan, pihaknya dengan pemerintah Singapura telah mengevalusasi tidak tercapainya target kerjasama BBK dengan Singapura.
Untuk meningkatkan investasi di KEK BBK, menurutnya, diperlukan perbaikan infrastruktur dan kebijakan fiskal. Hal ini lanjutnya, dikarenakan kompetisi investasi dengan negara tetangga seperi Johor, China, dan India cukup ketat. "Kita harus siapkan fiskal dari sekarang. Ya ini kan duitnya investor demokratis, bisa kemana saja,” ucapnya.
Gita menyarankan, kebijakan fiskal yang diberikan oleh pemerintah bisa berupa tax holiday. n”Saya terus terang sederhana saja, negara-negara besar lainnya sudah melakukan penyikapan fiskal yang tepat untuk mendatangkan investasi seperti tax holiday,” terangnya.
Walaupun target kerjasama BBK dan Singapura belum tercapai, Gita melihat, dalam beberapa bulan terakhir telah mengalami perbaikan. Menurutnya, sekitar 20 persen hingga 25 persen investasi dari luar negeri masuk melalui Singapura. Saat ini, kata dia, investasi Singapura sepanjang kuartal I 2010 mencapai USD670 juta, termasuk didaerah BBK.
”Mereka (Singapura) sangat happy dengan kerjasama BBK–Singapura , ini telihat dengan investor besar dari Singapura sebagian besar sudah mulai masuk dalam satu tahun belakangan terutama tiga bulan terakhir,”ujarnya.
Wakil Ketua Kamar dagang dan industri (Kadin) Kepulauan Riau Abdullah Gosse menuturkan, kendala pengembangan kawasan khusus BBK adalah aturan pemerintah yang belum dibenahi.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu mengatakan, target kerjasama antara Indonesia dan Singapura yang ditandatangani pada pertengahan tahun 2006 lalu untuk mensinergikan kawasan BBK dengan kedua negara dinyatakan tidak tercapai sama sekali. Dalam perjanjian tersebut menurutnya, disepakati untuk meningkatkan target perdagangan diantaranya ekspor dari BBK ke Singapura yang akan mengalami peningkatan dari tahun 2006 lalu sebesar USD6 miliar menjadi USD10 miliar pada tahun ini.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), ekspor BBK ke Singapura pada 2008 hanya mencapai USD4,6 miliar.
Selain menciptakan target peningkatan ekspor, kerjasama ini, Mari menjelaskan, juga diharapkan dapat meningkatkan investasi sebesar USD1 miliar dan lapangan pekerjaan yang menyerap 130 ribu orang.
Mari mengatakan, hingga saat ini kerjasama dengan Singapura dalam BBK baru tahap penyelesaian administrasi berupa kerangka hukum dan kelembagaan. Mari menjelaskan, ada banyak hal yang membuat investasi ke BBK tidak optimal, karena banyaknya hambatan, diantaranya krisis ekonomi. Selain itu, persaingan dengan wilayah lain di luar BBK yang juga memberi tawaran lebih menarik.
Mari menuturkan, untuk memperbaiki kerjasama ini agar bisa bersinergi dengan baik dan memberi keuntungan bagi kedua belah pihak, pihaknya dengan pemerintah Singapura melakukan evaluasi atas penyebab hambatan yang dialami. Selain berupaya mencapai target yang telah di tetapkan, pihaknya juga berupaya membuat BBK menjadi daerah pariwisata.
"Kita akan bekerja keras, dan terus melakukan promosi agar target ini dapat tercapai, kita lihat kekurangannya apa selama ini," imbuhnya.
Sedangkan kerjasama di sektor tenaga kerja, Mari mengatakan, pihaknya akan terus membangun kerjasama agar tercipta tenaga kerja yang terampil. "Nanti BBK jadi tempat pelatihan tenaga kerja dan tempat tinggal. Mereka bisa kerja di Singapura dan BBK," ungkapnya.
Mari menambahkan, pihaknya bersama pemerintah Singapura akan meningkatkan promosi ke beberapa negara diantaranya Jepang dan China, untuk menarik investasi. "Kita akan upayakan ada relokasi dari kedua negara tersebut, walaupun saingannya banyak,"tukasnya.(Sandra Karina/Koran SI/css)
Posting Komentar