Atas dasar itulah berbagai asosiasi dan klub penggemar reptil dan ikan hias mengadakan pameran dan kontes reptil dan ikan hias yang bertajuk Indonesia Pets Plants Aquatic Expo 2009 yang diselenggarakan mulai 5-13 Desember 2009 . Selain berbagai jenis reptil, amphibi, dan ikan hias, juga dipamerkan berbagai jenis tanaman hias.
Panitia Acara Steven Surya Atmaja mengatakan, pameran dan kontes ini terilhami atas acara-acara serupa yang sudah sering diselenggarakan di negara-negara lain di dunia. Bedanya, kata Steven, acara-acara tersebut sudah menjadi agenda rutin dan skala yang sangat besar. "Singapura punya Aqua Rama, Jerman punya Inter Zoo. Indonesia selama ini belum punya acara seperti itu. Sekarang dengan acara ini kami coba merintis ke arah sana," ujar anggota Arowana Club Indonesia ini kepada Kompas.com, Minggu ( 6/11 ).
Berbagai satwa yang dipamerkan dalam acara ini antara lain, berbagai jenis ular mulai dari columbride (ular kecil) hingga phyton, gecko (tokek), iguana, kura-kura dan labi-labi, laba-laba, arwana, koi, lou han, hingga cupang. Steven mengakui sebagian dari berbagai jenis hewan ini belum lazim dianggap sebagai hewan peliharaan di Indonesia. "Karena itu di sini selain pameran, kami juga memberikan berbagai informasi jenis-jenis dan cara perawatannya. Untuk yang sudah expert juga ada kontes-kontes," tuturnya.
Sebagai hewan peliharaan yang unik, harga berbagai jenis satwa ini pun dihargai dengan nominal yang tidak sedikit. Arwana jenis superred misalnya, harganya berkisar antara Rp 25-150 juta. Sedangkan untuk tokek peliharaan (gecko) berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 12 juta. "Harga gecko sangat bervariatif tergantung jenis dan motif kulitnya," kata Toni panitia acara untuk hewan reptil.
Berbagai jenis hewan yang atraktif ini sangat menarik perhatian para pengunjung WTC Mangga Dua. Sebagaian besar pengunjung kebanyakan tertarik dengan pameran tersebut karena jenis hewan yang ditampilkan sangat tidak biasa. Henri misalnya, ia tertarik mencoba memperhatikan seekor Ball Phyton. Agak takut-takut, ia meberanikan diri untuk memegang ular tersebut. "Kalau untuk memelihara kayaknya belum deh. Masih belum biasa. Tapi ya ini menarik juga," katanya.
Sementara beberapa pengunjung lainnya memang sengaja datang untuk mencari informasi jenis-jenis hewan tersebut. Kebanyakan dari kalangan peminat reptil dan ikan hias. "Ya mau lihat-lihat dulu. Kebetulan saya juga punya arwana di rumah. Kalau bisa sih pengin belajar untuk mengembangbiakan," katanya.
Steven berharap, acara semacam ini juga menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Selama ini, kata dia, potensi berbagai jenis ikan hias dan reptil di Indonesia belum tergali secara maksimal. "Seluruh dunia tahunya kalau pusat penjualan ikan hias itu di Singapura. Padahal sebagian besar yang di sana itu berasal dari Indonesia," tandasnya.
Pameran ini juga membuka seluas-luasnya bagi para pemula yang berminat dengan berbagai hewan atraktif tersebut. Selain pameran dan kontes, panitia juga mengadakan acara kunjungan ke tempat-tempat penangkaran dan pengembangbiakan hewan-hewan tersebut. Bagi anda yang tertarik, silakan berkunjung ke pameran yang masih akan berlangsung hingga 13 Desember mendatang ini.
- Kompas.com
Posting Komentar