TANGERANG, KOMPAS.com - Penghuni kos yang menjadi sasaran penggrebekan Tim Densus 88 mengaku trauma dengan kejadian yang menghebohkan warga Ciputat tersebut. Sebagian dari mereka bahkan berniat untuk pindah dari rumah kos yang beralamat di Jalan Semanggi II, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Usep Muzani (19) misalnya, mengaku tak percaya dengan kejadian yang baru dia alami. Selama ini mahasiswa jurusan Tafsir Universitas Islam Negeri Jakarta, hanya melihat baku tembak dari televisi. "Rasanya kaget dan shock," ucapnya, di Ciputat, Sabtu (10/10 ).
Pemuda ini menuturkan bunyi-bunyi senjata dan ledakan seperti film-film yang biasa ia saksikan di televisi. Suasana mencekam meliputi bangunan berlantai dua tersebut.
Hingga saat ini kejadian yang baku tembak tersebut masih teringat dalam benaknya. Perasaan shock masih meliputi dirinya. "Ingin pindah saja," ujarnya.
Hal senada dikatakan Dimas (19) penghuni kamar bernomor 14. Mahasiswa semester III ini masih tak percaya dengan penggerebekan tersebut. "Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, coba kalau diberi waktu beberapa menit pasti tidak sekaget ini," jelasnya.
Dimas menuturkan, setelah diperbolehkan masuk ke kamar kosnya, ia akan segera berkemas dan pindah dari kos tersebut.
Sementara itu, Kunto (19) penghuni kos nomor 8 juga masih tidak percaya tersimpan bahan peledak pada rumah kos yang baru saja ia tempati. Tak ada keanehan pada lantai atas kamar kost tersebut. "Setiap hari saya naik-turun dan tidak ada keanehan apapun," kata dia.
Meski demikian, Kunto belum berniat untuk pindah kos. Yang terpenting baginya saat ini adalah dapat masuk kembali dan mengambil barang-barang yang ada didalamnya.
Pada Jumat (9/10), tim Densus Anti Teror 88 melakukan penggerebekan pada rumah kos milik Amsah. Rumah kos tersebut diduga menjadi tempat persembunyian buronan teroris. Penggerebekan tersebut menewaskan dua orang yang diduga sebagai Syaifudin Zuhri dan M. Syahrir.
Kompas.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar